Di Tabanan, Bali, banyak Barong Bangkung yang berasal dari desa-desa tetangga. Hal ini dikarenakan beberapa faktor:

1. Sejarah dan tradisi: Tabanan terkenal sebagai "Pusat Seni Barong" di Bali. Banyak desa di Tabanan memiliki tradisi ngelawang Barong Bangkung sejak lama. Tradisi ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari identitas desa.

2. Geografis: Tabanan terletak di daerah pegunungan dan memiliki banyak desa yang berdekatan satu sama lain. Hal ini memudahkan para penari Barong Bangkung untuk mengunjungi desa-desa tetangga dan bertukar pengalaman serta pengetahuan tentang Barong Bangkung.

3. Persaingan: Persaingan yang sehat antar desa dalam melestarikan tradisi Barong Bangkung mendorong para penari Barong Bangkung untuk terus berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka. Hal ini membuat pertunjukan Barong Bangkung di Tabanan menjadi lebih menarik dan berkualitas.

4. Kebersamaan: Ngelawang Barong Bangkung tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga merupakan momen untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan antar desa. Saat Barong Bangkung dari satu desa mengunjungi desa lain, mereka biasanya disambut dengan antusias dan keramahan oleh masyarakat desa tersebut.

5. Ekonomi: Ngelawang Barong Bangkung juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi desa-desa di Tabanan. Para penari Barong Bangkung biasanya diundang untuk tampil di berbagai acara, seperti festival, pernikahan, dan upacara adat. Hal ini dapat membantu meningkatkan ekonomi desa.

Sebagai contoh:

Desa Penebel di Tabanan terkenal dengan Barong Bangkung Landung. Barong Bangkung Landung dari Desa Penebel sering diundang untuk tampil di desa-desa tetangga, seperti Desa Kediri, Desa Tangkas, dan Desa Wong Aya.
Desa Wong Aya di Tabanan terkenal dengan Barong Bangkung Naga. Barong Bangkung Naga dari Desa Wong Aya sering diundang untuk tampil di desa-desa tetangga, seperti Desa Penebel, Desa Kediri, dan Desa Tangkas.
Keberagaman Barong Bangkung dari desa-desa tetangga di Tabanan ini menjadi salah satu daya tarik budaya Bali yang patut dilestarikan.